Wednesday, May 23, 2018

Avometer / Multi tester

Pada semua barang yang ditentukan mempuhyai ukuran besar kecil, panjang-pendek, kuat lemah dan sebagainya. Untuk menetukan satu barang dapat dikatakan besar, lebih besar ataupun lebih besar lagi tentu masih kurang akurat dan penilaiannya setiap orang akan berbeda. Dalam hal ini untuk mengatasi masalah-masalah tersebut diperlukan suatu standar yang sama untuk menentukan ukuran dari barang yaitu: Dengan menggunakan alat ukur. Jadi dapat disimpulkan bahwa alat ukur adalah merupakan alat pembanding yang standar. Pada umumnya satu alat ukur hanya digunakan untuk mengukur satu-satuan ukur saja, tetapi ada juga satu alat ukur digunakan untuk mengukur beberapa satuan ( Contoh: Ampere, volt meter dan Ohm meter yang sering disebut multi tester ( Avometer).

Avometer adalah alat ukur yang multi guna untuk mengukur ( Ampere, Volt, Ohm ) dan sebagian orang menyebut Multi Tester.


Mengukur hambatan / tahanan (Ohm meter)

  • Pastikan bahwa hambatan yang akan diukur tidak dialiri arus dan tidak mempunyai hubungan dengan hambatan yang lain.
  • Posisikan selector (rotary switch) pad skala ohm
  • Set pointer pada posisi 0 (nol) dengan menyetel zero ohm adjuster (kedua test pin dihubungkan)
  • Pasang ohm meter parallel dengan hambatan yang akan diukur
  • Pembacaan besarnya hambatan yang diukur adalah sesuai dengan skala pada selector dan pointernya

Mengukur tegangan (volt meter)
  • Mengetahui kira-kira besarnya tegangan yang akan diukur
  • Mengetahui sumber tegangannya DC atau AC. Bila sumbernya adalah DC maka harus diketahui kutub (+) atau kutub (-)
  • Posisikan selektor (rotary switch) pada skala volt (DC volt atau AC volt)
  • Posisikan skala selektor diatas atau lebih besar dari tegangan yang akan diukur 
  • Set pointer pada posisi 0 (nol) dengan menyetel zero point adjusting screw
  • Pasang volt meter parallel dengan sirkuit yang akan diukur
  • Pembacaan besarnya tegangan yang akan diukur adalah sesuai dengan skala pada selektor (rotary switch)
Mengukur arus (Ampere meter)
  • Mengetahui kira-kira besarnya arus yang akan diukur
  • Mengetahui sumber tegangannya DC atau AC. Bila sumbernya adalah DC maka harus diketahui sumbernya (+) atau (-). Pada umumnya avometer hanya untuk mengukur arus DC yang kecil (0-500 mA)
  • Posisikan selektor (rotary switch) pada skala ampere
  • Set pointer pada posisi 0 (nol) dengan menyetel zero point adjusting screw
  • Pasang ampere meter serie dengan sirkuit yang akan diukur
  • Pembacaan besarnya arus yang akan diukur adalah ssesuai dengan skala pada selektor (rotary switch)
Penggunaan / perawatan
  • Pilihlah jarak pengukuran yang tepat. Contoh untuk mengukur tegangan battery kering 1.5 volt, gunakan skala ukur DC 2.5 volt.
  • Mengukur nilai yang tidak diketahui, mulailah dengan jarak ukur yang tertinggi. Sesudahnya rotary switch bisa diatur untuk mendapatkan ketepatan bacaan.
  • Hindari avometer dari goncangan / getaran dan jangan disimpan di temperatur tinggi atau kelembaban tinggi.
  • Hindarilah avometer terbakar karena salah aplikasi
  • Jika penyetelan 0 ohm tidak didapat, gantilah batterainya (2x1.5 volt)
  • Fuse akan putus bila AC 100 volt atau lebih secara tidak sengaja disalurakan ke tester dengan skala slektor switch pada posisi pengukuran arus. Gantilah dengan fuse cadangan.

Saturday, May 5, 2018

Battery / Aki

Fungsi battery adalah sebagai alat perubah energi kimia menjadi energi listrik untuk menyediakan listrik bagi sistem kelistrikan pada unit. Berdasarkan konstruksi battery dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:

1. Konstruksi Compound

Battery ini sel - selnya berdiri sendiri - sendiri dan antara sel yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan lead bar ( connector ) di luar case, seperti pada gambar berikut ini :

2. Konstruksi Solid

Battery ini antara sel yang satu dengan yang alin dihubungkan dengan lead bar di dalam case. Terminal yang kelihatan hanya dua buah hasil hubungan seri dari sel - selnya seperti gambar berikut ini.



Berdasarkan tipenya, battery ada dua macam:

a. Tipe basah (wet type)

Battery tipe basah ( Wet Type ) terdiri dari elemen - elemen yang telah diisi penuh dengan muatan listrik ( full charged ) dan dalam penyimpanannya telah diisi dengan elektrolit. Battery ini tidak bisa dipertahankan tetap dalam kondisi full charge. Sehingga harus diisi ( charge ) secara periodik.
Selama battery tidak digunakan dalam penyimpanan, akan terjadi reaksi kimia secara lambat yang menyebabkan berkurangnya kapasitas battery, reaksi ini disebut “ Self Discharge “.

b. Tipe kering (dry type)

Battery tipe kering ( Dry Type ) terdiri dari plate - plate ( postif & negatif ) yang telah diisi penuh dengan muatan listrik, tapi dalam penyimpanannya tidak diisi dengan elektrolit. Jadi keluar dari pabrik dalam kondisi kering. Setelah battery tersebut diaktif ( diisi elektrolit ), battery dry tipe ini pada dasarnya sama seperti dengan battery tipe basah ( Wet Type ).Elemen - elemen battery ini diisi secara khusus dengan cara memberikan arus DC pada plat yang direndamkan ke dalam larutan elektrolit lemah. Setelah plat - plat itu terisi penuh dengan muatan listrik, kemudian di angkat dari larutan elektrolit kemudian dicuci dengan air dan dikeringkan. Kemudian plat -plat tersebut diassembling dalam case battery.Sehingga bila battery tersebut akan dipakai, cukup diisi elektrolit dan langsung bisa digunakan tanpa charge kembali.


Thursday, May 3, 2018

Faktor Dasar Kelistrikan

Ada tiga faktor dasar kelistrikan yaitu:

  • Tegangan (Voltage)
  • Arus (Current)
  • Tahanan (Resistance)
1. Tegangan (Voltage)

Disebabkan adanya gaya dari medan electrostasticnya, muatan electric mampu menggerakkan muatan lainnya dengan cara menarik atau menolak yang disebut dengan tenaga potensial. Ketika suatu muatan berbeda dari yang lainnya maka akan timbul perbedaan potensial antara muatan tersebut. Nilai dari perbedaan muatan potensial tersebut di dalam medan electrostastic dikenal dengan nama
9 electromotif force (EMF). Satuan dari perbedaan itu adalah volt, untuk menghormati penemunya Alessandro Volta seorang ilmuwan Italy. Karena volt ini digunakan sebagai satuan perbedaan potensial maka sering disebut dengan “Voltage“.

2. Arus (Current)

Dalam pengembangannya untuk menyelidiki hukum dari gaya antara atom yang bermuatan seorang ilmuwan yang bernama Charles Coulomb mengadopsi sebuah satuan pengukuran yang disebut dengan “Coulomb“.

Satuan tersebut ditulis dalam notasi ilmiah yang diekspresikan sebagai satu Coulomb = 6,28 X 10 18 proton atau electron. Secara sederhana kita kenal jika di dalam konduktor tembaga mengalir satu Ampere, berarti ada 6,28 juta–juta electron yang mengalir dalam satu detik.

Intensitas dari arus tersebut dinyatakan dalam Ampere (A). Ada dua cara untuk menggambarkan arus listrik yang mengalir melalui konduktor. Pertama dengan menggunakan teori atom untuk menerangkan komposisi dari cara ilmuwan menentukan arus sebagai pergerakan dari muatan positip di dalam konduktor dari polaritas positip ke polaritas negatip kesimpulan ini tetap digunakan oleh beberapa standarisasi engineer atau teks book, beberapa contoh dipakai untuk mengukur aliran cairan, gas, dan semi konduktor, cara ini disebut dengan “teori konvensional”.

Dalam menemukan teori atom tersebut untuk menerangkan komposisi dari cara dan penentuan arus yang mengalir yang berdasarkan atas aliran electron (muatan negatip) menuju ke proton atau muatan positip (berlawanan arahnya dari teori konvensional) teori ini disebut dengan “teori electron”.

3. Tahanan (Resistance)

George Simon Ohm menemukan bahwa pada tegangan yang tetap jumlah arus yang mengalir melalui material tergantung dari tipe material dan ukurannya. Dengan kata lain semua material terdapat perlawanan terhadap aliran dari electron yang disebut dengan “resistance”. Jika perlawanan itu kecil, material tersebut dinamakan konduktor, jika perlawanannya besar disebut insulator.

Satuan untuk mengukur resistan tersebut diekspresikan dalam Ohm dan dilambangkan dengan huruf Yunani “Omega”. Dapat juga dikatakan bahwa satu Ohm adalah gaya yang menahan tegangan
arus satu Volt yang menghasilkan satu Ampere.

Tahanan pada konduktor dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu:
1. Bahan atau structure atom ditentukan oleh berapa banyak electron bebas yang terkandung di dalamnya. Makin banyak jumlah electron bebasnya makin kecil nilai tahanannya.
2. Panjang konduktornya yaitu makin panjang konduktor tersebut makin besar tahanannya.
3. Penampang atau ukuran AWG-nya makin besar penampangnya makin kecil nilai tahanannya.
4. Temperature, pada beberapa material konduktor makin tinggi nilai temperaturenya makin tinggi juga nilai tahanannya.


Wednesday, May 2, 2018

Teori Elektron

Elektron adalah bagian terkecil dari suatu atom. Sifatnya ringan dan mengorbit pada inti (proton). Ada dua gaya yang bekerja pada setiap atom, pada saat kondisi normal dua gaya ini berada dalam keadaan keseimbangan. Proton dan electron mempunyai gaya terhadap satu dan yang lainnya, lebih dan di atas gaya gravitasi dan atau sentrifugal. 

Struktur Atom

Gaya tersebut ditentukan oleh muatan yang terdapat pada electron dan proton dimana electron bermuatan negatip sementara proton bermuatan positip. Jika terdapat perbedaan
muatan maka akan timbul gaya saling tarik menarik antar atom, sementara jika atom mempunyai muatan yang sama akan saling tolak menolak. Arah dari pergerakan elektrik yang berdasarkan muatannya disebut polaritas. Contoh atom yang sederhana yaitu Hydrogen yang mempunyai satu electron di orbitnya dan satu proton di intinya. Sementara Uranium adalah contoh element yang sangat komplek yaitu mempunyai 92 elektron di orbitnya dan 92 proton di intinya.

Tembaga adalah element yang banyak digunakan dalam sistem kelistrikan, karena tembaga adalah konduktor atau penghantar listrik yang bagus, hal ini bisa terjadi karena struktur dari atom tembaga mempunyai 29 elektron di orbitnya dan mempunyai hanya satu electron pada lingkaran orbit terjauhnya.

Alasan itulah yang membuat tembaga menjadi konduktor yang baik, karena hanya mempuyai satu electron di lingkaran orbit paling luarnya dan juga paling jauh dari intinya, sehingga atom tersebut tidak mampu menahan elekron lebih kuat lagi dan dengan mudah melepas electron tersebut ke atom yang lainnya.

Struktur Atom Tembaga

Kesimpulan:

Atom yang pada orbit terjauhnya mempunyai electron kurang dari 4 disebut KONDUKTOR, sedangkan yang mempunyai electron sama dengan 4 disebut SEMIKONDUKTOR, sedangkan yang mempunyai electron lebih dari 4 disebut ISOLATOR.

Dari penjelasan diatas dapat ditarik suatu definisi yaitu 

Listrik adalah mengalirnya elektron-elektron dari atom ke atom dalam sebuah konduktor dari Negatif ke Positif.

Tuesday, May 1, 2018

Kopling Mobil

Fungsi dari kopling yaitu menghubung dan memutus putaran / tenaga motor ke transmission.
Kopling kering plat tunggal dengan pegas diafragma.
1. Tuas pembebas
2. Roda gaya
3. Bantalan tekan
4. Poros kopling
5. Poros engkol
6. Bantalan pilot
7. Plat kopling
8. Pegas diafragma
9. Plat penekan
10. Unit penekan

Macam-macam kopling

Kopling kering

a. Kopling plat tunggal dengan pegas diafragma
Gaya penekan pada pedal lebih ringan. Penekan pada plat kopling lebih merata. Hal yang perlu diperhatikan pada kopling jenis ini yaitu bantalan tekan harus selalu dalam kondisi baik.

b. Kopling pat tunggal dengan pegas koil
Gaya penekan pada pedal kopling terlalu besar. Konstruksi rumit dan terlalu mahal. Penekan tidak merata, jika salah satu penekan rusak.

Kopling Basah

Kopling jenis ini biasa digunakan pada sepeda motor. Komponen utama kopling basah:

1. Pegas kopling
2. Plat penekan
3. Plat kopling
4. Plat gesek
5. Poros putput (dudukan plat gesek)
6. Batang pembebas
7. Roda gaya (dudukan plat kopling)
8. Roda gaya dan gigi tingkat